Minggu, 11 Oktober 2009
arti cerita cinta part II
Karena terlalu lelah setelah bermain seharian dengan sepupu-sepupuku, aku tertidur pulas. Sampai-sampai susah untuk di bangunkan pada pagi hari nya. Setelah mengumpulkan kekuatan-kekuatan , aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Setelah sudah cukup membersihkan diri, segera aku kenangan seragam-seragam yang ternyata sudah tergantung rapi di lemari. Aku heran sejak kapan sih sebenernya kedua orangtua ku menyiapkan ini semua? sampai-sampai mereka sudah bisa mempersiapkan segalanya, sampai bisa membelikan baju seragam sekolah ku segala. Aku bercermin sambil melirik ke arah foto ketika aku masih berusia 9 tahun. "Kok beda banget yah?", sambil tertawa kecil aku langsung menyambar tas sekolah ku dan langsung lari menuruni tangga menuju meja makan.
"Pagi ma, pa!!! Aku ga ikut sarapan deh, minum susu ajah. Abis udah telat banget yaa"
"Ooo ya udah, uang saku kamu udah ada di tas yah. Belajar yang rajin loh, dek. OIA mama juga sudah bilang ke pak supirnya bahwa kamu nanti harus di antar-jemput setiap hari."
Segera aku ambil segelas susu vanilla kesukaan ku, dan langsung bergegas pergi ke sekolah baruku. Meski sempat merasakan 1 tahun lama nya SMA di jogja, tetapi aku merasa sudah lama sekali mengenakan seragam putih-abu abu ini. Di perjalanan menuju sekolah hari ini, aku cuma bisa celingak-celinguk melihat fakta yang sebenarnya, kalau ternyata di Jakarta bukan hanya berisi orang-orang kaya, namun banyak juga yang harus meminta-minta di jalanan untuk menyambung hidup nnya dari hari ke hari. Sedih rasanya melihat kenyataan ini.
Pandangan ku kini semakin membuatku menganga, ketika melihat sekolah yang berdiri tegak, sangat luas, dan di kelilingi tembok-tembok tinggi. Perlahan aku memasuki gerbang sekolah itu. banyak mata yang tertuju padaku, mungkin karena aku anak baru. Beberapa tapak aku melangkah, adad seorang anak perempuan yang sangat cantik menyapa ku.
"Hai, kamu myla yah? siswa yang baru pindah dari jogja?", aku mengangguk dan tak bissa berkata apa-apa. Mimpi apa aku semalam, sampai bisa mempunyai teman baru secantik ini?
" Nama aku Shera Nitadilla, aku temen sekelas kamu. Kemarin ada guru yang bilang kalau akan ada anak baru yang akan bergabung di kelas XI.B hari ini".
"Oh, iya. Bisa ke kelas bareng kan?"
"Bisa, nanti aku kenaliln sama temen-temen yang lain deh".
Pagi ini sungguh cerah, secerah wajah Shera yang putih merona, berbeda dengan kulit ku yang sawo matang. Walaupun badannya lebih pendek dari ku, akan tetapi badan nya tetap terlihat proposional.
Sepanjang perjalanan menuju kekelas, aku di perkenalkan pada siswa-siswi yang masih terasa asing bagiku. Akan tetapi sekarang aku mulai tidak asing, saat aku melihat sosok yang sejak kemarin membuat ku penasaran. Dia terlihat berbeda saat mengenakan kostum basket. Lebih terlihat dewasa dan cool. Tetapi sayang nya, aku tak dapat berkenalan dan menanyai semua yang ingin aku tahu tentang dirinya, karna sekarang ia tengah berada di antara kerumunan sekumpulan cewek-cewek cantik yang terlihat sangat ceria ketika barang-barang yang sengaja mereka bawa itu di gunakan oleh sang idola. Ada yang membawa handuk kecil, minuman, sampai-sampai ada yang dengan semangat mengipas-ngipas cowok tinggi, putih, berambut kriwil dan atletis itu.
Shera masih terus menggandeng tangan ku dengan erat, setelah cukup lama berjalan, dan berjabat tangan dengan teman-teman baru ku, tibalah kita di depan kelas yang bertuliskan XI.B di bagian atas pintu kelas tersebut. Lagi-lagi aku merasa kikuk ketika banyak pasang mata yang memperhatikan ku dari atas sampai bawah.
“ Myl, ini kelas kita. Kamu akan duduk di bangku yang di sebelah sana”, Shera menunjuk tempat duduk yang berada di barisan paling kanan, di urutan nomor 3 dari depan.
Dan aku sekarang tau mengapa aku di tempatkan disana. Karena ternyata di meja itu hanya tergeletak satu buah tas saja, itu berarti tempat ini hanya di tempati oleh satu orang. Sementara meja yang lain sudah terisi oleh dua orang. Setelah bercengkrama bersama teman-teman sekelas ku, akhirnya ada sesosok bapak-bapak yang meski berperawakan tua namun tetap terlihat tegas masuk kedalam kelas.
“ Selamat pagi anak-anak, hari ini bapak akan memperkenal kan siswa yang baru saja pindah dari Jogjakarta, Myla harap maju kedepan dan perkenalkan diri anda” beliau menunjukkan jari telunjuk nya ke arah ku, tanpa berlama-lama aku langsung berjalan kedepan kelas dengan jantung yang dag dig dug tak karuan.
“Halo, nama saya Myla Aprilisa, saya pindahan dari sekolah swasta di Jogakarta. Saya harap, saya bisa di teima dengan baik disini. Terimakasih”. Anak-anak yang lain bertepuk tangan dengan meriah. Aku sangat senang bisa di terima di komunitas baru ku ini. Tapi aku masih penasaran, siapa teman sebangku ku? Mengapa ia tak kunjung datang, padahal bel sudah berbunyi, yang menandakan proses belajar-mengajar akan segera dimulai.
“ Baiklah, selamat datang di sekolah kami, semoga anda senang bersekolah disini. Emm kamu akan duduk di sebelah Febrio Chandra. Okei Sekarang silahkan duduk. Selamat belajar”.
Febrio Chandra??? Hati ku kini sungguh tak karuan. Aku eja dengan pelan nama itu. Nama itu mengingat kan ku pada seseorang..Jangan jangan...
To be Continoued
"Pagi ma, pa!!! Aku ga ikut sarapan deh, minum susu ajah. Abis udah telat banget yaa"
"Ooo ya udah, uang saku kamu udah ada di tas yah. Belajar yang rajin loh, dek. OIA mama juga sudah bilang ke pak supirnya bahwa kamu nanti harus di antar-jemput setiap hari."
Segera aku ambil segelas susu vanilla kesukaan ku, dan langsung bergegas pergi ke sekolah baruku. Meski sempat merasakan 1 tahun lama nya SMA di jogja, tetapi aku merasa sudah lama sekali mengenakan seragam putih-abu abu ini. Di perjalanan menuju sekolah hari ini, aku cuma bisa celingak-celinguk melihat fakta yang sebenarnya, kalau ternyata di Jakarta bukan hanya berisi orang-orang kaya, namun banyak juga yang harus meminta-minta di jalanan untuk menyambung hidup nnya dari hari ke hari. Sedih rasanya melihat kenyataan ini.
Pandangan ku kini semakin membuatku menganga, ketika melihat sekolah yang berdiri tegak, sangat luas, dan di kelilingi tembok-tembok tinggi. Perlahan aku memasuki gerbang sekolah itu. banyak mata yang tertuju padaku, mungkin karena aku anak baru. Beberapa tapak aku melangkah, adad seorang anak perempuan yang sangat cantik menyapa ku.
"Hai, kamu myla yah? siswa yang baru pindah dari jogja?", aku mengangguk dan tak bissa berkata apa-apa. Mimpi apa aku semalam, sampai bisa mempunyai teman baru secantik ini?
" Nama aku Shera Nitadilla, aku temen sekelas kamu. Kemarin ada guru yang bilang kalau akan ada anak baru yang akan bergabung di kelas XI.B hari ini".
"Oh, iya. Bisa ke kelas bareng kan?"
"Bisa, nanti aku kenaliln sama temen-temen yang lain deh".
Pagi ini sungguh cerah, secerah wajah Shera yang putih merona, berbeda dengan kulit ku yang sawo matang. Walaupun badannya lebih pendek dari ku, akan tetapi badan nya tetap terlihat proposional.
Sepanjang perjalanan menuju kekelas, aku di perkenalkan pada siswa-siswi yang masih terasa asing bagiku. Akan tetapi sekarang aku mulai tidak asing, saat aku melihat sosok yang sejak kemarin membuat ku penasaran. Dia terlihat berbeda saat mengenakan kostum basket. Lebih terlihat dewasa dan cool. Tetapi sayang nya, aku tak dapat berkenalan dan menanyai semua yang ingin aku tahu tentang dirinya, karna sekarang ia tengah berada di antara kerumunan sekumpulan cewek-cewek cantik yang terlihat sangat ceria ketika barang-barang yang sengaja mereka bawa itu di gunakan oleh sang idola. Ada yang membawa handuk kecil, minuman, sampai-sampai ada yang dengan semangat mengipas-ngipas cowok tinggi, putih, berambut kriwil dan atletis itu.
Shera masih terus menggandeng tangan ku dengan erat, setelah cukup lama berjalan, dan berjabat tangan dengan teman-teman baru ku, tibalah kita di depan kelas yang bertuliskan XI.B di bagian atas pintu kelas tersebut. Lagi-lagi aku merasa kikuk ketika banyak pasang mata yang memperhatikan ku dari atas sampai bawah.
“ Myl, ini kelas kita. Kamu akan duduk di bangku yang di sebelah sana”, Shera menunjuk tempat duduk yang berada di barisan paling kanan, di urutan nomor 3 dari depan.
Dan aku sekarang tau mengapa aku di tempatkan disana. Karena ternyata di meja itu hanya tergeletak satu buah tas saja, itu berarti tempat ini hanya di tempati oleh satu orang. Sementara meja yang lain sudah terisi oleh dua orang. Setelah bercengkrama bersama teman-teman sekelas ku, akhirnya ada sesosok bapak-bapak yang meski berperawakan tua namun tetap terlihat tegas masuk kedalam kelas.
“ Selamat pagi anak-anak, hari ini bapak akan memperkenal kan siswa yang baru saja pindah dari Jogjakarta, Myla harap maju kedepan dan perkenalkan diri anda” beliau menunjukkan jari telunjuk nya ke arah ku, tanpa berlama-lama aku langsung berjalan kedepan kelas dengan jantung yang dag dig dug tak karuan.
“Halo, nama saya Myla Aprilisa, saya pindahan dari sekolah swasta di Jogakarta. Saya harap, saya bisa di teima dengan baik disini. Terimakasih”. Anak-anak yang lain bertepuk tangan dengan meriah. Aku sangat senang bisa di terima di komunitas baru ku ini. Tapi aku masih penasaran, siapa teman sebangku ku? Mengapa ia tak kunjung datang, padahal bel sudah berbunyi, yang menandakan proses belajar-mengajar akan segera dimulai.
“ Baiklah, selamat datang di sekolah kami, semoga anda senang bersekolah disini. Emm kamu akan duduk di sebelah Febrio Chandra. Okei Sekarang silahkan duduk. Selamat belajar”.
Febrio Chandra??? Hati ku kini sungguh tak karuan. Aku eja dengan pelan nama itu. Nama itu mengingat kan ku pada seseorang..Jangan jangan...
To be Continoued
Langganan:
Postingan (Atom)