Minggu, 25 Oktober 2009
Arti Cerita Cinta part IV
Akhirnya bel panjang berbuyi, yang menandakan disudahinya proses belajar mengejar untuk hari ini. Cukup sudah tenagaku terkuras hari ini. Untuk mengejar pelajaran yang sedikit tertinggal, Chandra sudah berjanji untuk mengajariku tentang semua nya, tapi yang pasti dicicil satu persatu. Entah mengapa aku seperti mendapatkan sesuatu yang selama ini ku cari dan ku nanti setiap hari. Tau kah Rio bahwa setiap hari aku selalu membayangkan bahwa aku akan segera bertemu dengannya? Tapi kini semua itu sepertinya bukan hanya khayalan. Aku sangat yakin kalau Chandra itu ,adalah Febrio Chandra Putra. Shera menemaniku ke depan gerbang sekolah, karena setelah tadi kita sudah bercerita panjang lebar, ternyata dia adalah anak dari rekan kerja nya papa. Jadi secara tak langsung keluarga kita memiliki hubungan yang cukup dekat. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, aku belum melihat mobil ku terparkir disana. ‘mungkin terlambat, inikan Jakarta, pasti macet dimana-mana’ aku mulai beropini. Tadinya shera ingin menemani sampai aku dijemput, tapi dia bilang hari ini dia sudah ada janji dengan pacarnya untuk nge-date setelah pulang sekolah. Aku mengiyakan alasannya. Sekarang aku duduk sendiri di taman dekat pelataran parkir sekolah ini. Segera aku ambil handphone Black Berry ku di tas. Lumayan kan, sendirian seperti ini jadi bisa di manfaatkan untuk browsing mencari informasi-informasi baru. Ketika sedang asyik mencari berita-berita di dunia maya aku merasa ada sesuatu yang jatuh, tepatnya sesuatu yang membasahiku sekarang. Wow hujan, dan parahnya lagi, supir ku belum juga datang. Tadinya aku ingin pulang naik taksi, tapi aku lupa nama alamat rumahku yang baru. Kalau sudah hujan seperti ini, jangan kan taksi, para tukang ojeg saja yang tadi nya menggerombol sekarang sudah lenyap. Bagaimana ini, berulang kali aku coba untuk menghubungi mama dan papa, tapi tetap saja tidak aktif. Padahal hari ini aku ada janji sama Chandra untuk belajar di rumah. Yang aku takutkan adalah Chandra sudah duduk manis dan sudah menunggu ku berjam-jam. Jarak dari tempat kini aku berada ke Gerbang utama sekolah ini cukup jauh, akan tetapi aku memaksakan diri untuk terus berjalan, walaupun mama pernah bilang kalau aku tidak boleh kehujanan. Tetapi kalau keadaannya sudah mendesak seperti ini, apa boleh buat. Ku kumpulkan tenaga ku untuk berjalan setapak demi setapak untuk sampai ke gerbang utama. Pada saat di tengah jalan, aku merasakan pusing yang luar biasa, dan memaksaku untuk bersandar ke sebuah batang pohon di dekatku. Aku merasa kaki ku sendiri sudah tak bisa menopang badanku, Hal itu membuatku kini terjatuh akan tetapi aku merasakan ada seseorang yang berhasil menangkapku sebelum aku benar-benar jatuh. Aku tak bisa melihat dengan jelas wajah nya seperti apa, tapi yang pasti sekarang aku tak bisa merasakan apa-apa,
-tak sadarkan diri.-
Aku merasakan ada secercah cahaya putih yang sangat terang ada didepan ku, tepatnya di dalam sanubariku. Aku merasa sendiri di tempat ini, sunyi dan sepi. Tiba-tiba didepanku kini terdapat sebuah kursi kecil ber-cat putih, dan disana ada seseorang. Aku menghampirinya dengan langkah yang penuh hati-hati. Dan betapa kagetnya aku, setlah mengetahui siapa yang tengah duduk dikursi itu? Itu seperti Chandra..Maksud ku Rio. Dia tersenyum, sambil berkata ,
” Aku udah kembali, myla sayang. Kenapa kamu diam begitu???”
“ Kamu nanya kenapa aku diam??? Kamu udah ngingkarin janji kamu sama aku, yo. Kamu bilang kamu akan balik ke Jogja dan akan menemui aku. Tapi apa nyatanya?”
“Kamu harus tau, Aku punya alasan kenapa aku belum bisa bertemu dengan kamu. Tapi sekarang kita sudah berdekatan, bukan? Aku dan Kamu dengan jarak yang sangat dekat myla ku.”
“Tapi diman….” Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaan ku. Rio sudah tidak ada di kursi itu. Dunia apakah ini? Dunia alam sadar ku? atau dinia alam bawah sadar ku? Oh tuhan. Aku bingung.
“Rio..Rio..Rio!!!!!!!!” Pekik ku setengah berteriak.
“Myl, kenapa???”, Ku buka mata ku perlahan, dan mulai bisa melilhat sisi ruangan familier itu.
‘Aku dikamarku??? Lalu yang tadi itu apa???’
“Rio…”, Sekarang Rio ada di depan mataku. Ku peluk badannya erat, erat sekali. Aku tidak ingin kehilangan seseorang ini untuk kedua kalinya. Di dalam pelukannya aku merasa nyaman dan damai.
“Myl, gue Chandra!!! Iya sih nama gue memang Ferbrio Chandra tapi orang-orang memanggil gue Chandra, bukan Rio,” Chandra melepaskan aku perlahan , dan meletakkan kepala ku di bantalan empuk berbentuk hati milikku ini.
“ Maaf yaa, aku nggak bermaksut lancang dengan memanggilmu Rio.” Kata ku pelan.
Chandra yang semula berada di sofa, sekarang berpindah duduk nya di tepi tempat tidurku. Ternyata mama dan papa tadi pagi pergi ke Singapore untuk bertemnu dengan relasi perusahaan mereka disana. Dan sekarang aku kesepian lagi. Aku masih celingak celinguk tidak mengerti mengapa tiba-tiba aku ada di kamarku, dan mengapa disini juga ada Chandra? Melihat ekspresi wajah ku yang terlihat bingung, tanpa diminta Chandra langsung menjelaskan mengapa semua ini bisa terjadi.
“ Tadi gue ngeliat lo udah sempoyongan waktu jalan menuju ke gerbang utama. Nah waktu gue lihat lo jatuh di bawah pohon, gue langsung berusaha buat gendong lo ke parkiran, karena lo udah pingsan. Terus gue pulangin lo kesini deh, naik mobil gue. hehehe”
“Makasih yah,,maaf udah ngerepotin”.
Rencana awal kita yang sebelumnya mau belajar bersama, malah jadi kegiatan curhat-curhatan gitu. Dia menceritakan tentang keinginannya untuk segera pergi ke jogja, karena ia sudah tidak sabar untuk memborong dasi kupu-kupu yang di jual disana. Tidak terbayang betapa senang nya hati ku sekarang. Walaupun tidak begitu mendengarkan cerita-cerita nya, aku tetap memandangi wajah nya dengan penuh harapan, bahwa sebenarnya orang yang ada di depanku ini adalah benar-benar Rio. ‘Tapi sekarang kita sudah berdekatan, bukan? Aku dan Kamu dengan jarak yang sangat dekat myla ku’ apa maksud perkataan Rio saat aku bermimpi adalah, bahwa sesungguhnya dia adalah Chandra dan Chandra adalah Rio? Memikirkan hal itu seperti ingin aku kembali menutup mata dan melanjutkan mimpi ku yang tadi.
TO BE CONTINUOED
-tak sadarkan diri.-
Aku merasakan ada secercah cahaya putih yang sangat terang ada didepan ku, tepatnya di dalam sanubariku. Aku merasa sendiri di tempat ini, sunyi dan sepi. Tiba-tiba didepanku kini terdapat sebuah kursi kecil ber-cat putih, dan disana ada seseorang. Aku menghampirinya dengan langkah yang penuh hati-hati. Dan betapa kagetnya aku, setlah mengetahui siapa yang tengah duduk dikursi itu? Itu seperti Chandra..Maksud ku Rio. Dia tersenyum, sambil berkata ,
” Aku udah kembali, myla sayang. Kenapa kamu diam begitu???”
“ Kamu nanya kenapa aku diam??? Kamu udah ngingkarin janji kamu sama aku, yo. Kamu bilang kamu akan balik ke Jogja dan akan menemui aku. Tapi apa nyatanya?”
“Kamu harus tau, Aku punya alasan kenapa aku belum bisa bertemu dengan kamu. Tapi sekarang kita sudah berdekatan, bukan? Aku dan Kamu dengan jarak yang sangat dekat myla ku.”
“Tapi diman….” Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaan ku. Rio sudah tidak ada di kursi itu. Dunia apakah ini? Dunia alam sadar ku? atau dinia alam bawah sadar ku? Oh tuhan. Aku bingung.
“Rio..Rio..Rio!!!!!!!!” Pekik ku setengah berteriak.
“Myl, kenapa???”, Ku buka mata ku perlahan, dan mulai bisa melilhat sisi ruangan familier itu.
‘Aku dikamarku??? Lalu yang tadi itu apa???’
“Rio…”, Sekarang Rio ada di depan mataku. Ku peluk badannya erat, erat sekali. Aku tidak ingin kehilangan seseorang ini untuk kedua kalinya. Di dalam pelukannya aku merasa nyaman dan damai.
“Myl, gue Chandra!!! Iya sih nama gue memang Ferbrio Chandra tapi orang-orang memanggil gue Chandra, bukan Rio,” Chandra melepaskan aku perlahan , dan meletakkan kepala ku di bantalan empuk berbentuk hati milikku ini.
“ Maaf yaa, aku nggak bermaksut lancang dengan memanggilmu Rio.” Kata ku pelan.
Chandra yang semula berada di sofa, sekarang berpindah duduk nya di tepi tempat tidurku. Ternyata mama dan papa tadi pagi pergi ke Singapore untuk bertemnu dengan relasi perusahaan mereka disana. Dan sekarang aku kesepian lagi. Aku masih celingak celinguk tidak mengerti mengapa tiba-tiba aku ada di kamarku, dan mengapa disini juga ada Chandra? Melihat ekspresi wajah ku yang terlihat bingung, tanpa diminta Chandra langsung menjelaskan mengapa semua ini bisa terjadi.
“ Tadi gue ngeliat lo udah sempoyongan waktu jalan menuju ke gerbang utama. Nah waktu gue lihat lo jatuh di bawah pohon, gue langsung berusaha buat gendong lo ke parkiran, karena lo udah pingsan. Terus gue pulangin lo kesini deh, naik mobil gue. hehehe”
“Makasih yah,,maaf udah ngerepotin”.
Rencana awal kita yang sebelumnya mau belajar bersama, malah jadi kegiatan curhat-curhatan gitu. Dia menceritakan tentang keinginannya untuk segera pergi ke jogja, karena ia sudah tidak sabar untuk memborong dasi kupu-kupu yang di jual disana. Tidak terbayang betapa senang nya hati ku sekarang. Walaupun tidak begitu mendengarkan cerita-cerita nya, aku tetap memandangi wajah nya dengan penuh harapan, bahwa sebenarnya orang yang ada di depanku ini adalah benar-benar Rio. ‘Tapi sekarang kita sudah berdekatan, bukan? Aku dan Kamu dengan jarak yang sangat dekat myla ku’ apa maksud perkataan Rio saat aku bermimpi adalah, bahwa sesungguhnya dia adalah Chandra dan Chandra adalah Rio? Memikirkan hal itu seperti ingin aku kembali menutup mata dan melanjutkan mimpi ku yang tadi.
TO BE CONTINUOED
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar